Kedatangan hampir 1.800 pengungsi dalam kurun waktu kurang dari dua minggu sempat memunculkan kembali wacana menempatkan pengungsi di satu pulau khusus, seperti ketika Indonesia menampung
Tahun 1979 ratusan ribu warga Vietnam eksodus akibat perang saudara. Kampung Vietnam di Pulau Galang menyimpan jejak pengungsian yang memilukan tersebut. Pulau Galang merupakan bagian dari otonomi Kota Batam. Pulau seluas kurang lebih 80 km² ini menjadi salah satu lokasi persinggahan pengungsi perang saudara di Vietnam.
This camp accommodated about 250,000 boat people from Cambodia, Laos and Vietnam from 1975 to 1996. Most of them were Vietnamese. An additional 50 babies were being born in the camp each month. The Camp was closed in 1996. The last Indochinese refugees left Galang Island on 2 September.
Pada tahun 1978 terdapat gelombang boat people dari Indocina (sebagian besar dari Vietnam) yang memperoleh dukungan 15 negara. “Memasuki 1979, Indonesia dengan UNHCR menyepakati MoU penanganan pengungsi Vietnam di pulau Galang. Praktik penanganan pengungsi baik pemerintah maupun lembaga internasional memiliki pola masing-masing,” kata dia.
Selain BP Batam, sejumlah Kementerian turut mendukung terwujudnya Wisata Camp Galang menjadi nominator Memori Kolektif Bangsa, diantaranya adalah Kementerian Sekretariat Negara, Kementerian Luar Negeri dan Tentara Nasional Indonesia, yang juga turut mengusulkan Register Arsip Camp Pengungsi Vietnam Sinam di Pulau Galang.
Wisata Camp Vietnam, yang berada di Desa Sijantung, Galang, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau yang menjadi bukti sejarah sisi kemanusian di Indonesia. Konten Premium E-Paper L9mr. 294 331 377 14 460 430 1 358 219

pulau galang pengungsi vietnam